Assalamualaikum wr. wb

Blog ini sebenarnya adalah sebagian besar berisi informasi tentang bayi dan balita.
karena aku mempunyai anak yang masih bayi.
Semua informasi yang aku pernah dapatkan, aku usahakan untuk di posting di blog ini dengan tujuan agar bermanfaat bagi orang banyak.
Demi kemajuan blog ini, tolong tinggalkan komentar atau vote anda.
Boleh juga kritik dan saran yang membangun.


Wassalamualaikum wr. wb
Bundanya Shakila


Wednesday, 21 November 2012

Resiko pemberian MPASI terlalu dini


"Kasian bayiku nangis terus, lapar, aku kasih makan aja biar gak nangis"
"Ah jaman dulu juga 4 bulan"
"Kata DSA ku 4 bulan aja, ASI kan udah gak mengenyangkan lagi"
"ah masa di kampung aja bisa makan 2 bulan"
"Abisnya bayiku kalo liat orang makan, kayak orang kepengen"


Pernah denger kata-kata di atas? Hem... kalo saya mah sering. Alasan di ataslah yang sepertinya buat para orang tua untuk memberikan MPASI dini. Masih banyak orang tua di luar sana yang belum mengerti akibat pemberian MPASI terlalu dini.

..........................................................................
Tulisan di bawah ini saya kutip dari dokumennya yang ada di group HHBF.

Banyak sekali pertanyaan dan kritik yang timbul mengenai pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) di usia kurang dari 6 bulan. Bahkan banyak dari kita tidak pernah tahu mengapa WHO & IDAI mengeluarkan statement bahwa ASI eksklusif (ASI saja tanpa tambahan apapun bahkan air putih sekalipun) diberikan pada 6 bulan pertama kehidupan seorang anak. Kemudian setelah umur 6 bulan anak baru mulai mendapatkan MPASI berupa pure buah, bubur lembut, bubur saring, tim, dsb.


Alasan Menunda Pemberian MPASI 

Mengapa harus menunda memberikan MPASI pada anak sampai ia berumur 6 bulan ? Kalau jaman dulu (baca : sebelum diberlakukan ASI eksklusif 6 bulan) umur 4 bulan aja dikasih makan bahkan ada yang umur 1 bulan. Dan banyak yang berpendapat gak ada masalah apa-apa tuh dgn anaknya.
Satu hal yang perlu diketahui bersama bahwa jaman terus berubah. Demikian juga dengan ilmu & teknologi. Ilmu medis juga terus berkembang dan berubah berdasarkan riset-riset yang terus dilakukan oleh para peneliti. Sekitar lebih dari 5 tahun yang lalu, MPASI disarankan diperkenalkan pada anak saat ia berusia 4 bulan. Tetapi kemudian beberapa penelitian tahun-tahun terakhir menghasilkan banyak hal sehingga MPASI sebaiknya diberikan setelah 6 bulan.


Mengapa umur 6 bulan adalah saat terbaik anak mulai diberikan MPASI ? 

1. Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan ekstra & besar dari berbagai penyakit.
Hal ini disebabkan sistem imun bayi < 6 bulan belum sempurna. Pemberian MPASI dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman. Belum lagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan MPASI sebelum ia berumur 6 bulan, lebih banyak terserang
diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yang hanya mendapatkan ASI eksklusif. Belum lagi penelitian dari badan kesehatan dunia lainnya.

2. Saat bayi berumur 6 bulan ke atas, sistem pencernaannya sudah relatif sempurna dan siap menerima MPASI. Beberapa enzim pemecah protein spt asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase, dsb baru akan diproduksi sempurna pada saat ia berumur 6 bulan.

3. Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan Saat bayi berumur < 6 bulan, sel-sel di sekitar usus belum siap untuk kandungan dari makanan. Sehingga makanan yang masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi.

4. Menunda pemberian MPASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari. Proses pemecahan sarisari makanan yang belum sempurna.

Pada beberapa kasus yang ekstrem ada juga yang perlu tindakan bedah akibat pemberian MPASi terlalu dini. Dan banyak sekali alasan lainnya mengapa MPASI baru boleh diperkenalkan pada anak setelah ia berumur 6 bulan.


Masih banyak yang mengenalkan MPASI < 6 bulan 

Kalau begitu kenapa masih banyak orangtua yang telah memberikan MPASI ke anaknya sebelum berumur 6 bulan? Banyak sekali alasan kenapa ortu memberikan MPASI < 6 bulan. Umumnya banyak ibu yang beranggapan kalau anaknya kelaparan dan akan tidur nyenyak jika diberi makan. Meski tidak ada relevansinya banyak yang beranggapan ini benar. Kenapa ? Karena belum sempurna, sistem pencernaannya harus bekerja lebih keras utk mengolah & memecah makanan. Kadang anak yang menangis terus dianggap sebagai anak gak kenyang. Padahal menangis bukan semata-mata tanda ia lapar. Belum lagi masih banyak anggapan di masyarakat kita seperti ortu terdahulu bahwa anak saya gak papa tuh dikasih makan nasi diulek ama pisang pas umur 2 bl. Malah sekarang jadi orang. Alasan lainnya juga bisa jadi juga tekanan dari lingkungan dan gak ada dukungan spt alasan di atas. Dan gencarnya promosi produsen makanan bayi yang belum mengindahkan ASI eksklusif 6 bl.


Aturan MPASI setelah 6 bulan : Karena < 6 bulan mengandung resiko 

Sekali lagi tidak mungkin ada saran dari WHO & IDAI jika tidak dilakukan penelitian panjang. Lagipula tiap anak itu beda. Bisa jadi gak jadi masalah untuk kita tapi belum tentu untuk yang lain.
Misalkan, ilustrasinya sama spt aturan cuci tangan sebelum makan. Ada anak yang dia tidak terbiasa cuci tangan sebelum makan. Padahal ia baru bermain2 dengan tanah dsb. Tapi ia tidak apa2. Sedangkan satu waktu atau di anak yang lain, begitu ia melakukan hal tsb ia langsung mengalami gangguan pencernaan karena kotoran yang masuk ke
makanan melalui tangannya. Demikian juga dengan pemberian MPASI pada anak terlalu dini. Banyak yang merasa "anak saya gak masalah tuh saya kasih makan dari umur 3 bulan". Sehingga hal tsb menjadi "excuse" atau alasan untuk tidak mengikuti aturan yang berlaku. Padahal aturan tersebut dibuat karena ada resiko sendiri. Lagipula penelitan tentang hal ini terus berlanjut. Saat ini mungkin pengetahuan dan hasil riset yang ada masih terbatas dan "kurang" bagi beberapa kalangan. Tapi di kemudian hari kita tidak tahu. Ilmu terus berkembang.

Dan satu hal yang penting. Aturan agar menunda memberikan MPASi pada anak < 6 bulan bukan hanya berlaku untuk bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Tetapi juga bagi bayi yang tidak mendapatkan ASI (susu formula atau mixed).


Fakta nyata efek dari pemberian MPASI terlalu dini

1. Tetanggaku sekarang babynya umur kurang lebih 8 bulan. Dulu saat babynya umur 4 bulan, coba diberikan pisang. malemnya buang-buang air, BABnya cair (maaf, mencret), badannya panas. Akhirnya MPASI di berhentikan. baru di berikan lagi setelah usia 7 bulan. Hem.... baby yang pintar, tau aja kalo sekarang MPASI itu harusnya diberikan saat usia 6 bulan.

2. Beberapa teman di FB ku juga mengalami hal yang sama. ini bisa jadi pelajaran untuk kita semua ya. Ambil hikmahnya. Ni aku copas langsung dari FB ku.


Temanku juga anaknya 4 bulan udah dikasih makan. katanya biar doyan makan. kalo nunggu 6 bulan takutnya ga doyan makan. Padahal  keponakanku makan mulai 4 bulan. sekarang udah 3,5 thn tetep aja susah makan.
 


So..., tidak terbukti ya kalo MPASI dini itu bikin anak jadi doyan makan.





Dibawah ini ada lagi yang pengalaman pribadi dari temanku :























Semuanya akan kembali kepada ayah & ibu. Jika kita tahu ada resiko dibalik pemberian MPASI < 6 bulan, maka mengapa tidak kita menundanya. Apalagi banyak sekali penelitian & kasus yang mendukung hal tersebut.
Apapun keputusan ibu & ayah, apakah mau memberikan MPASi < 6 bulan ataupun > 6 bulan, alangkah baiknya dipertimbangkan dengan baik untung ruginya bagi anak, bukan bagi orang tuanya. Sehingga keputusan yang diambil adalah yang terbaik untuk sang anak."


Sumber :

· Solid Food in Early Infancy increases risk of Eczema, from original source : Fergusson DM et al Early solid feeding and recurrent childhood eczema: a 10-year longitudinal study Pediatrics 1990 Oct; 86:541-546.[Medline abstract][Download citation]
· World Health Organization (WHO). Infant Feeding Guidelines. 2003. Information for Health Professionals on Infant Feeding. www.who.int/health_topics/breastfeeding/en/
· World Health Organization (WHO). 2003. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding. www.who.int
· World Health Organization (WHO). Complementary feeding. Report of the global consultation. Summary of guiding principles. Geneva, 10-13 December 2001. www.who.int
· Artikel : Why Delay Solids? http://www.kellymom.com/nutrition/solids/delay-solids.html
· The introduction of solids in relation to asthma and eczema. A Zutavern, E von Mutius, J Harris, P Mills, S Moffatt, C White and P Cullinan. http://adc.bmjjournals.com/cgi/content/abstract/89/4/303
· AAP. 1990. Early solid feeding and recurrent childhood eczema: a 10-year longitudinal study. DM Fergusson, LJ Horwood and FT Shannon. http://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/abstract/86/4/541
· NCBI. Protective nutrients and bacterial colonization in the immature human gut. Dai D, Walker WA. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=PubMed&list_uids=10645469&dopt=Abstract
· Relation between early introduction of solid food to infants and their weight and illnesses during the first two years of life. Forsyth JS, Ogston SA, Clark A, Florey CD, Howie PW. Dept of Child Health, Ninewells Hospital and Medical School, Dundee.
· Artikel : Stop MPASI terlalu dini. Majalah Ayahbunda Edisi/No.01 Januari 2005

Tuesday, 13 November 2012

Bahan berkhasiat untuk Jus

Hai... hai....

Untuk yang merasa menjadi ibu baru, pastinya ada keinginan untuk menjadi ibu yang cerdas dong. Searching sana sini, ikut group ini itu yang berhubugan dengan pertumbuhan,perkembangan & kesehatan bayi & balita. Singkat kata, singkat cerita. Bergabunglah aku dengan group di FB yang namanya "Homemade Healthy Baby Food". Sumpah deh ini group bermanfaat banget. Banyak banget ilmu yang bisa di dapet dari sini.

Salah satu file yang aku copas dari group ini adalah "Bahan berkhasiat untuk jus". 
Ceritanya mau Share ilmu yang di dapat nih dari HHBF. he..he..he...


Immune Booster
yoghurt, wortel, pepaya, ubi jalar kuning, kacang polong, kacang almond, stroberi, jeruk, nanas, pisang, kiwi, timun, tyhme, tomat, paprika hijau, peterseli, radish, jahe, jeruk nipis, apricot, peach, melon, brokoli, kembang kol, kailan.

Mata Indah & Sehat
wortel, bayam, seledri, peterseli, ubi jalar kuning, apricot, peach, tomat, pepaya, bit, stroberi, nanas, timun, jambu biji, kailan, brokoli, kiwi, mangga, melon, kesemek, selada air.

Anti Sariawan
Apel, selada air, kol, wortel, kailan, lobak, bayam, apricot, bokcoy, brokoli, lemon, jeruk nipis, mangga, jeruk, pepaya, paprika merah, ubi jalar kuning.

Anti Sembelit
Kurma, mangga, nanas, pir, anggur, peach, prune, plum, pisang, apel, jeruk, bayam, wortel, apricot, stroberi, blueberry, pepaya, bit, timun.

Mengompol
Wortel, seledri, peterseli, bit, timun.

Anemia
Blackberry, apricot, prune, stroberi, ubi jalar kuning, bokcoy, jahe, brokoli, peterseli, anggur, wortel, bayam, bit, seledri, timun, delima, kelapa

Ekstra Energi
Blueberry, pisang, nanas, mangga, madu (12m+), yoghurt, anggur, jeruk, lemon, pepaya, blackberry, pir, peterseli, jahe.

Penguat Gigi dan Tulang
Jeruk, bit, peterseli, seledri, kailan, kacang almond, silken tofu, yoghurt, madu, ubi jalar kuning, paprika, jahe, brokoli, bokcoy, toge, selada air, apel, wortel, bayam, bit.

Kelelahan
Toge, alpukat, pisang, bit, blackcurrant, blueberry, brokoli, wortel, kailan, kiwi, mangga, jeruk, pepaya, peterseli, tomat, ubi jalar kuning.

Kegemukan
Daun bit, toge, wortel, seledri, timun, kailan, lettuce, lobak, peterseli, radish, bayam, tomat, selada air.

Menambah Berat Badan 
kelapa, wortel, seledri, peterseli -- mangga, alpukat, pisang

Daya Ingat
Tomat, wortel, lemon, pisang, apel, stroberi, anggur, ubi jalar kuning, paprika merah, jambu biji, pepaya, almond, kurma, apricot, kismis, yoghurt, pir.

Anti Stres
Pepaya, jeruk, pisang, madu, jambu biji, paprika merah dan hijau, stroberi, kiwi, bubuk coklat, yoghurt, jeruk nipis, timun, bayam

Demam
Blueberry, wortel, jahe, lemon, jeruk nipis, jeruk, oregano, pepaya, nanas, thyme, semangka, timun

Diare
Apel, jeruk, pisang, yoghurt, wortel, blackberry

Batuk Pilek
Wortel, bayam, bit, timun, jeruk, nanas, seledri, radish, lemon, madu (12m+)

Cacar Air
Almond, apricot, bit, blackcurrant, blueberry, melon, wortel, kayu manis, jeruk, jambu biji, kiwi, mangga, pepaya, peterseli, stroberi, ubi jalar kuning, tofu

Amandel
Wortel, timun, seledri, peterseli, bayam, bit

Bronkitis
Wortel, apricot, lemon, nanas, peach, tomat, bayam, bit, timun, seledri, radish

Demam Tifus
Wortel, seledri, bayam, radish, lettuce, jeruk, jambu biji, lemon, peterseli, ubi jalar kuning

Influenza
Blackcurrant, wortel, cabai, bawang putih, jambu biji, lemon, jeruk nipis, jeruk, peterseli, kacang polong, ubi jalar kuning, seledri, bayam, bit, paprika merah, pepaya, mangga, stroberi

Alergi
Apel, apricot, blackcurrant, blueberry, bokcoy, brokoli, kol, melon, wortel, kailan, pir, paprika, labu kuning, ubi jalar kuning

Sinusitis
Lemon, radish, wortel, bayam, bit, timun

Anti Asma
Almond, blackcurrant, brokoli, wortel, cabai, kayu manis, cengkeh, jahe, radish, lemon, mangga, pepaya, peterseli, nanas, peach, seledri, paprika merah, thyme, selada air, kol, kailan, lobak, bawang daun

Infeksi Telinga
Bit, blueberry, melon, wortel, seledri, cabai, jahe, jambu biji, radish, kiwi, lemon, mangga, jeruk, peterseli, labu kuning, ubi jalar kuning.


Dikutip dari : Tim Sarasvati. 2008. 100 Jus Super untuk Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Note:
* untuk mpasi 6-12 m sesuaikan dengan usia pemberian
* untuk mpasi 7-12 m sayuran dikukus/direbus/diblansir terlebih dahulu
* 12m+ bisa konsumsi sayuran mentah

Tuesday, 6 November 2012

Hypnoparenting (memberikan sugesti)



Hypnoparenting sebagai teknik pola asuh bekerja langsung pada alam bawah sadar anak. Orang tua dapat menerapkan pola asuh termasuk mendisiplin anak secara mudah tanpa paksaan.

Yang terjadi saat orang tua menggunakan teknik hypnoparenting adalah

komunikasi secara mental melalui alam bawah sadar anak.

kalimat-kalimat afirmatif yang disampaikan ketika anak sedang dalam kondisi rileks.

Tindakan dan tingkah laku balita masih sangat banyak dipengaruhi alam bawah sadarnya. Itu sebabnya, ia begitu polos dan spontan, serta mudah di-"program" (diberi sugesti) oleh orang tuanya.

Pikiran anak balita ibarat spons yang sangat mudah menyerap apa pun yang terdengar, terlihat dan terasa.

Orang tua menanamkan sugesti melalui kalimat-kalimat afirmasi sesuai kebutuhan anaknya, langsung ke alam bawah sadar sesuai sugesti tersebut.

Persiapan orang tua:

Paham sifat dan kebiasaan anaknya, sehingga tidak melakukan sugesti yang bertentangan dengan sifat balita.

Bisa menyeleksi kata-kata yang akan diucapkan. Fokus pada kata-kata positif dan hindari kata-kata negatif seperti “nakal’, “bandel”, ” “susah”, “berisik”, dan sebagainya.

Mampu intropeksi diri dan memberikan contoh baik pada anak.

Paham betul konsep dasar hypnoparenting. Tak sekedar tahu. Hindari tindakan tidak sepenuh hati atau tidak rela.

Bekerja sama dengan anak mengenai cara menerapkan hypnopareting agar konsisten.

Setiap orang punya kesalahan. Orang tua harus menyadarinya agar tidak selalu menyalahkan anak.

Ingat, yang bicara adalah bahasa batin. Anak tidak peduli orang tua bicara dalam bahasa apa, tetapi saat orang tua meniatkan maksud pikirannya, itulah yang tertangkap. Janin bisa mengikuti kata-kata ibunya, walau ibunya bicara dalam hati, tanpa suara.

Langkah-langkah:

Orang tua harus tenang dan rileks.

Cari saat paling tepat untuk melakukan penanaman sugesti pada anak, ketika balita dalam kondisi yang rileks dan fokus. Misalnya, saat menyusui, saat anak sakit, saat bercerita, atau saat balita sedang tidur.

Gunakan media pendukung untuk melakukan penanaman sugesti (jika dibutuhkan), misalnya suara musik yang menenangkan, suara lembut ibu dan ayah, suara detak jam, dan sebagainya.

Lakukan kontak tubuh secara lembut, berulang dan monoton (dapat dilakukan saat ia tertidur), seperti mengusap kepala atau dahi balita, mengusap punggungnya dengan lembut.

Mulailah bicara dengan niat menanamkan sugesti positif, gunakan kalimat afirmasi positif seperti, “Anak manis, mimpilah yang indah dan besok pagi, bangun segar, bersemangat dan sehat.”

Lakukan pengulangan secara konsisten, ibu dan ayah melakukan hal sama berulang-ulang, hingga terlihat hasil yang diharapkan.

Hindari:

Membiarkan balita tertidur lelap di depan TV atau media lain yang hidup, terutama jika media tersebut memiliki efek negatif. Anak akan memsuki kondisi alpha saat tertidur, sehingga apa yang ia dengan dari luar dapat terprogram secara otomatis di alam bawah sadarnya.

Bertengkar atau saling melontarkan kalimat negatif di depan anak karena bisa tertanam di jiwa bawah sadar anak, dan kemungkinan berakibat pada kesehatannya.

Melakukan kekerasan terhadap anak, karena ia akan dengan mudah memprogram kekerasan tersebut di jiwa bawah sadarnya.

Menggunakan kata-kata negatif. Misalnya, “Besok pagi kamu bangun dan tidak rewel,” tetapi ganti menjadi, “Besok pagi kamu bangun dengan hati senang, ya Nak!”

Begitu lah kira-kira penjelasan tentang hypnoparenting. Menarik kan?
Aku pernah coba hypno ini untuk Shakila. yah walaupun belum berhasil 100 % (maklum hypnonya kalo lagi inget doang. he..he..he..)

Hypno untuk Shakila :
"Shakila sayang, shakila sebenernya udah bisa jalan. besok kalo jalan sendiri ya" 
--> Shakila masih suka takut kl disuruh jalan sendiri. maunya pegangan

"Shakila, makan itu enak loh. kalo makan di kunyah ya. makan yang banyak, makan sayur, makan buah" 
--> Shakila kl makan susahnya minta ampyun deh. kalo di suapin suka mingkem, geleng sana, geleng sini, sekalinya masuk makanan, eh di emut. Alhamdulillah sayaur & buah dia suka

dari hypno yang ke-2, kayaknya ada sedikit kesalahan nih. aku nggak menghypno shakila untuk suka makan nasi. alhasil sama nasi kayaknya dia kurang berselera. maunya makan lauknya aja. itupun disuapin pake tangan,

Dalam meng-hypnoparenting Shakila, ga selalu berhasil sih. biasanya hypno dilakukan saat dia udah ngantuk2 mau tidur tuh. mata udah 5 watt sambil peluk guling kesayangannya. Pernah waktu sesekali aku hypno, eh dia malah nangis. mungkin ga mau diganggu kali ya sama ocehan emaknya. he..he..he..

Yah, begitu lah pengalaman ku dalam meng-hypnoparenting Shakila.
Ada yang mau coba juga metode ini..??
Silahkan...

Kalo udah berhasil, share disini ya pengalamannya.... (^_^)




Sumber : Majalah Ayah bunda & Dokumen HHBF