Pernah mengalami kesogrok/kebentur/ketusuk (apa ya bahasa indonesianya yg bener) saat sikat gigi?
Sekedar mau share nih. Seingatku, dulu pernah saat ku lagi sikat gigi, saking semangatnya sampe bawah lidah kesogrok sikat gigi. Rasanya? jangan ditanya. Sakitnyaaaaaa.... saat itu aku pikir itu hanya hal yang biasa dan sepele karena memang saat itu tidak berdarah. Rasa sakit ya aku diemin aja sampe akhirnya ilang sendiri.
Sampai suatu ketika, timbul rasa yang agak mengganjal di bawah lidah. Sempet ngaca, memang ada sedikit benjolan (kira-kira sekecil butiran gula). Lagi-lagi aq pikir itu cuma hal yang biasa. Mungkin aku memang lagi sariawan (pemikiran orang awam). Selang beberapa hari, rasa sakit itu hilang dengan sendirinya.
Bulan demi bulan, bahkan mungkin tahun demi tahun (lebay ga sih? aq juga ga ingat pasti kapan aq ke sogrok sikat gigi), ga ada yang aneh sama daerah mulutku. Sampai suatu ketika, aq merasakan sakit seperti sariawan kembali. lagi-lagi aq anggap itu hal yang sepele karena memang beberapa hari hilang sendiri. Tapi kok rasanya kali ini ada yang aneh dengan pergerakan lidahku. Ga tau ya anehnya dimana, aq juga bingung jelasinnya. Karena proses bicara,mengunyah makanan sampai menelan kok rasanya masih normal-normal aja. Entah kenapa perasaan tetep ada yang aneh dengan lidahku. Rasanya seperti apa ya? kayaknya kok lidahku agak pendek dari biasanya (tapi emangnya lidah bisa menciut ya? hahahahahaha).
Waktu itu, Jumat 23 Mei 2014. Saat ambil wudhu mau solat zuhur, iseng-iseng aq raba bagian bawah lidah. Loh ini apa? kok ada seperti benjolan yang lumayan besar. Kagggggeeeettttttt banget rasanya aq bisa kecolongan. ada sesuatu di mulutku tapi aq sendiri ga sadar. Habis selesai solat, langsung buru-buru ngaca. Dan ternyata benar, ada benjolan yang menurutku lumayan besar di bagian bawah lidah sebelah kanan. Jika di pegang rasanya lembek. Hati langsung deg-deg-kan, timbul fikiran macam-macam & pertanyaan "apa ini sebenernya?"
Tanpa menunggu lama, langsung browsing. kata kunci yang aq masukkan di mbah google saat itu adalah "Benjolan di bawah lidah". Karena aq memang belum tau itu sebenernya apa. Hasil searching, muncullah sebuah gambar yang bentuknya sama persis seperti yang aq alami.
Dengan hati yang penuh cemas, deg-deg-kan & takut, aq pun membuka keterangan dari gambar tersebut. Di dapatlah sebuah nama "RANULA". Apa itu RANULA ? berbahaya atau tidak? Apa penyebabnya ? apakah obatnya ?
Ok, akan aq bahas mengenai RANULA. Dengan berbekal searching sana sini, di dapatlah sebuah artikel. Sebenarnya ini kumpulan dari beberapa artikel yang saya rangkum. Semoga bermanfaat.
Ranula adalah bentuk
kista akibat obstruksi glandula saliva mayor yang terdapat pada dasar
mulut. Dan akan berakibat pembengkakan di bawah lidah yang berwarna
kebiru-biruan (drg. Sugito, MH). Ranula merupakan
fenomena retensi duktus pada glandula sublingualis (yang kadang-kadang
menunjukkan adanya lapisan epitel), dengan gambaran khas pada dasar
mulut. Mukosa di atasnya terlihat tipis, meregang, dan hampir
transparan. Pembesaran yang disebabkan oleh cairan ini kadang
menyebabkan terangkatnya lidah khususnya pada anak-anak (Gordon W.
Pedersen). Ranula berasal dari kata latin : Rana , yang berarti katak. Dinamakan Ranula , karena Ranula tersebut
menonjol mirip perut katak. Bila kista tersebut menjadi sangat besar
pada dasar mulut, suara penderita dapat menjadi “croacking” seperti
suara katak (Aswin Rahardja). Istilah Ranula digunakan untuk
menggambarkan mucocele yang timbul pada dasar mulut. Biasanya
unilateral dan menyebabkan pembengkakan biru translusens yang mirip
dengan perut katak (Mervyn Shear).
Klasifikasi Ranula
Ranula diklasifikasikan menjadi 2 tipe, yaitu :
1. Ranula superficial atau simple ranula
Merupakan kista
retensi yang sesungguhnya. Besarnya terbatas pada dataran oral musculus
mylohyoideus (Aswin Rahardja). Tampak sebagai suatu pembengkakan lunak,
dapat ditekan, timbul dari dasar mulut. Kista ini dindingnya dilapisi
epitel dan terjadi karena obstruksi ductus
glandula saliva (Robert P. Langlais & Craig S. Miller).
2. Ranula dissecting atau plunging ranula atau ranula profunda
Merupakan
pseudokista , terjadinya karena ekstravasasi (kebocoran) saliva pada
jaringan, pada sepanjang otot dan lapisan fasia dasar mulut dan leher.
Ekstravasasi (kebocoran) tersebut disebabkan karena trauma yang kecil,
dimana tidak pernah diingat oleh penderita (Aswin Rahardja). Kista ini
menerobos di bawah musculus mylohyoideus dan menimbulkan pembengkakan
submental . Kista jenis ini dindingnya tidak dilapisi epitel (Robert P.
Langlais & Craig S. Miller).
Prevalensi
Ranula dapat
terjadi pada semua umur dan lebih sering terjadi pada wanita daripada
pria (drg. Iskandar Atmadja). Ranula jarang sekali terjadi. Dalam salah
satu penelitian terhadap 1303 kista pada glandula saliva, hanya ada 42
ranula yang terjadi. Perbandingan laki-laki dan perempuan dalam hal
terjadinya ranula adalah 1:1,3. Umumnya yang sering terkena pada dekade
kedua dan ketiga kehidupan, dengan rentang usia 3-61 tahun (Ryan L Van
De Graaff).
Etiologi dan Patofisiologi Ranula
Ranula telah
dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Banyak teori yang diajukan untuk
mengetahui asalnya. Hippocrates dan Celcius mengatakan bahwa kista
berasal dari proses inflamasi yang sederhana. Pare mensugestikan berasal
dari glandula pituitary yang menurun dari otak ke lidah. Ada juga yang
mensugestikan bahwa kista tersebut berasal dari degenerasi myxomatous
glandula saliva. Teori yang terakhir mengatakan bahwa kista terjadi
karena Obstruksi ductus saliva dengan pembentukan kista atau
ekstravasasi (kebocoran) saliva pada jaringan yang disebabkan karena
trauma. Obstruksi ductus tersebut dapat disebabkan karena calculus atau
infeksi (Aswin Rahardja).
Pada tahun 1973 Roediger dan rekannya dapat membuktikan bahwa terjadinya ranula
oleh adanya penyumbatan ductus glandula saliva sehingga terjadi
penekanan sepanjang dinding saluran. Bila ada daerah yang lemah akan
pecah dan terjadi lagunar (bulatan-bulatan
kecil), yang merupakan retensi saliva yang lambat laun menjadi kista
ekstravasasi (kebocoran) pada ductus glandula sublingualis atau
submandibularis, yang kadang-kadang dapat ramifikasi (percabangan)
secara difus ke leher (Mervyn shear). Menurut Robert P. Langlais &
Craig S. Miller, Ranula terbentuk sebagai akibat terhalangnya ductus saliva yang normal melalui ductus ekskretorius mayor yang
membesar atau terputus dari glandula sublingualis (ductus Bartholin)
atau glandula submandibularis(ductus Wharton), sehingga melalui rupture
ini saliva keluar menempati jarigan disekitar ductus
tersebut. Walau terjadinya ranula yang ditulis dalam literature hingga
saat ini masih simpang siur, namun diperkirakan karena :
1. Adanya penyumbatan sebagian atau total sehingga terjadi retensi saliva sublingualis atau
submandibularis
2. Karena suatu trauma
3. Adanya peradangan atau myxomatous degenerasi ductus glandula sublingualis (drg. Iskandar Atmadja).
Gambaran Klinis Ranula
Tanda dan Gambaran Klinis ranula adalah sebagai berikut :
• Umumnya unilateral , jarang bilateral
.
•Benjolan berdinding tipis transparan, berwarna biru kemerah-merahan.
•Benjolan tumbuh lambat, gambaran seperti perut katak.
•Pembengkakan selain intra oral dapat juga extra oral.
•Tidak ada rasa sakit kecuali meradang atau infeksi.
•Bila benjolan membesar dapat mengganggu bicara, makan maupun menelan.
•Benjolan oleh karena suatu sebab dapat pecah sendiri, cairan keluar, mengempes kemudian timbul atau kambuh kembali.
•Pada simple ranula
benjolan terletak superficial sedangkan plunging ranula benjolan
terletak lebih dalam, bisa menyebar ke dasar otot mylohyoid , daerah submandibular , ke leher bahkan ke mediastinum(drg. Iskandar Atmadja).
===========================================================
Teknik Operasi
Menjelang operasi
- Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi yang akan dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan persetujuan dan permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi. (Informed consent).
- Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi.
- Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi.
- Antibiotika profilaksis, Cefazolin atau Clindamycin kombinasi dengan Garamycin, dosis menyesuaikan untuk profilaksis.
- Dilakukan dalam kamar operasi, penderita dalam narkose umum dengan intubasi nasotrakheal kontralateral dari lesi, atau kalau kesulitan bisa orotrakeal yang diletakkan pada sudut mulut serta fiksasinya kesisi kontralateral, sehingga lapangan operasi bisa bebas.
- Posisi penderita telentang sedikit “head-up” (20-25 0 ) dan kepala menoleh kearah kontralateral, ekstensi (perubahan posisi kepala setelah didesinfeksi).
- Desinfensi intraoral dengan Hibicet setelah dipasang tampon steril di orofaring.
- Desinfeksi lapangan operasi luar dengan Hibitane-alkohol 70% 1:1000
- Mulut dibuka dengan menggunakan spreader mulut, untuk memudahkan mengeluarkan lidah/ dijulurkan maka bisa dipasang teugel pada lidah dengan benang sutera 0/1.
- Lakukan eksisi bentuk elips pada mukosa dasar mulut yang bombaan akibat kista tersebut dan pilih yang paling sedikit vaskularisasinya, kemudian rawat perdarahan yang terjadi, lakukan sondase atau palpasi, sebab kadang ada sedimentasi/sialolithiasis, atau sebab lain sehingga menimbulkan sumbatan pada saluran kelenjar liur sublingual. Tepi eksisi dijahit marsupialisasi dengan Dexon 0/3 agar tidak menutup lagi.
- Apabila masih teraba kista maka bisa dilakukan memecahkan septa yang ada sehingga isinya bisa ter-drainase. Pada kista yang cukup besar setelah dievaluasi tidak ada kista lagi maka bisa dipasang tampon pita sampai keujungnya dipertahankan sampai 5 hari sebagai tuntunan epitelialisasi pada permukaan kista tadi dan tidak obliterasi lagi.
- Apabila didapat sebagian ranula dibawah m. milohioid, maka memerlukan pendekatan yang lebih bagus dari ekstra oral. Dan yang perlu diperhatikan adalah preservasi n. hipoglossus, avn. lingualis. Pasang redon drain apabila melakukan pendekatan ekstra oral.
- Evaluasi ulang untuk perdarahan yang terjadi.
- Lapangan operasi dicuci dengan kasa-PZ steril, luka operasi yang diluar ditutup dengan kasa steril dan di hipafiks.
- Tampon orofaring diambil, sebelum ekstubasi.
- Perdarahan
- Kerusakan n. hipoglosus atau n. lingualis
- Infeksi
- Fistel orokutan pada operasi yang pendekatannya intra dan extra oral
- Residif
- Infus Ringer Lactate dan Dextrose 5% dengan perbandingan 1 : 4 (sehari)
- Setelah sadar betul bisa dicoba minum sedikit-sedikit, setelah 6 jam tidak mual bisa diberi makan.
- Pada penderita yang terpasang drain redon dilepas jika produksinya < 10 cc/24 jam.
- Luka operasi dirawat ganti verban pada hari ke-3.
- Pada penderita yang dipasang kasa verband tampon steril pada saat operasi pada bekas kista sublingual maka tampon dipertahankan sampai hari ke 5, dan kemudian dicabut sehingga mengurang kemungkinan tertutup lagi kista kelenjar liur tersebut.
- Penderita dipulangkan sehari setelah angkat drain dan tampon, anjurkan kontrol di Poli Bedah. Angkat jahitan pada hari ke-7 setelah operasi.
sumber : http://bedahunmuh.wordpress.com/2010/05/18/eksisi-dan-marsupialisasi-ranula/
======================================================================
Berikut pertanyaan & komentar-komentar yang berkaitan dengan RANULA
======================================================================
Komentar oleh Icha on 24 Juni 2013 09:26
Dok, sya bru sja operasi ranula, setelah tamplon di lepas besok y sya plng, tpi lobang bks operasi apakah bisa di tutup? Karena apabila sya makan, di dlm jga terisi makanan trsbt sehingga sya selalu membrshkny dengan cra memaruk kan jari kedalam lobang trsbt dan terkdng jga mengeluarkan cairan yg pahit..
======================================================================
untuk bapak BUDI : tentang RANULA
Terimakasih Dokter Dondy, atas penjelasan awal tentang keluhan saya. hari rabu tgl 7/01/09 saya (BUDI SUKMAJADI)pergi ke RSU Bekasi atas rujukan dokter Puskesmas, kemudian kata dokter spesialis Bedah Mulut ini namanya penyakit RANULA. Selanjutnya harus di operasi hari senin besok tgl 12 jan 09. Yang jadi pertanyaan saya setelah operasi nanti Apakah ada efek samping terhadap sistem pencernaan, Apakah faktor penyebab penyumbatan air liur dapat diatasi, tanpa operasi? dan apakah setelah operasi dilakukan tidak akan terjadi penyumbatan lagi? itu saja dok ungkapan saya..Sekaligus minta dukungannya dan Do'anya dari Dokter.. Trims... Viva Dokter Dondy
drgDONDY :ya terima kasih kembali pak budi, ranula hampir sama dengan mucocele, patogenesa atau pun penyebabnya hampir mirip , sama sama melibatkan kelenjar air liur,kelenjar yang terlibat disini adalah submandibula, letaknya persis seperti gambran yang saya tunjukkan disebelah kiri, dan mungkin ini gambaran ranula yang terjadi pada anda. Kelainan ini tidak berhubungan sama sekali dengan sistem pencernaan, oleh karena hanya kelainan lokal saja dan bukan sistemik ( kelainan yang berhubungan dengan pembuluh di tubuh ). Disebut ranula oleh karena kelainan ini mempunyai kemiripan bentukan seperti perut katak. Letaknya spesifik didasar lidah seperti yang anda keluhkan sebelumnya. Bilamana telah diangkat jarang sekali terjadi kekambuhan, oleh karena kapsul yang menyelingkupi kelainan ini telah diangkat sempurna, bila tidak bersih kemungkinan bisa juga terjadi kekambuhan oleh karena terdapat sisa2 dari epitel pada bentukan ranula ini.Tapi dokter anda pasti akan melakukannya sesuai dengan standart profesi kedokteran yang ia punyai , so tidak perlu kwatir pak.Oke selamat melakukan operasi, anda sudah melakukannya mungkin ketika tulisan ini saya buat. Tenang saja pak, take it relax n easy, take deep breath, anda sudah melakukan perawatan yang tepat di tangan dokter gigi BEDAH MULUT ANDA dan jangan lupa teruskan kebiasaan healthy life stylenya . Salam untuk keluarga di rumah....
Anonim mengatakan...
Dok...terimakasih atas jawaban dan penjelasan
Dokter tentang keluhan penyakit saya ( Budi Sukmajadi, jakarta). Dok..operasi
pengangkatan ranula saya tidak jadi dilakukan, karena menurut dokter spesialis
bedah mulut ga perlu di angkat dengan alasan benjolan agak mengecil..kemudian
dokter itu memberikan resep obat sejenis antibiotik dan vi.becomC. sampai ada
reaksi. setelak saya mengkonsumsi obat tersebut sampai habis.. ternyata Ranula
itu tetap ga berubah..sama seperti sebelum dikasih obat oleh dokter...Kemudian
dokter itu hanya menyarankan supaya gigi saya yang sudah rusah dekat tumbuhnya
ranula itu segera dicabut. Hal ini membuat saya bingung..dengan diagnosa dokter
di RS Bekasi. padahal prosedur untuk melakukan operasi sudah lengkap. Saya
sudah cek darah,dan rongent Panoramik Rahang gigi saya. tapi entah ketika hari
itu kita udah janjian tuk operasi kemudian dokter mengatakan udah mengecil dan
tidak apa-apa. Dok... mohon saran dan solusi apa selanjutnya yang saya harus
lakukan..Trims...banyak...Salam juga buat keluarga Dokter Dondy di Rumah... (
Budi Sukamjadi, Bekasi jawa barat )
drgdondy
mengatakan...
mucocele dan ranula dalah mucous retention cyst
yang termasuk kista juga, ia mempunyai selaput yang melingkupinya, memang ada
kemungkinan kekambuhan bila tidak diangkat, saya sendiri tidak tahu alasan
kenapa bedah mulut tidak mengajurkan untuk diangkat, mungkin ada beberapa
kondisi memang yang tidak perlu diangkat, pemeriksaan perlu ditegakkan pula
dengan pengamatan visual pak. Jadi saya juga secara persisnya tidak bisa
berkomentar lebih lanjut. Pencabutan gigi dekat dengan mukokele kemungkinan
juga bisa membantu anda, dengan terangkatnya gigi yang rusak kemungkinan
selaput ranula juga bisa diangkat. Jadi tidak menimbulkan luka baru.Dan obat
yang diberikan apda anda adalah unmtuk meningkatkan ketahanan tubuh, tidak bisa
menyembuhkan ranula anda. Perawatan definitif dari ranula hanya dengan cara mengangkatnya.Anda
bisa minta second opinian dari dokter bedah mulut yang lain ( ganti dokter
),jangan lupa bawa semua berkas pemeriksaan yang telah anda lakukan. itu adalah
hak anda sebagai pasien. Semoga membantu jawaban saya dan semoga lekas
menemukan solusi yang tepat.
======================================================================
selamat malam dok,
saya punya ranula di sebelah kanan bawah dekat pangkal lidah. namun, bengkaknya menjalar hingga nyaris ke depan, ke dekat gigi taring bawah. apakah itu wajar?
kira-kira dua bulan lalu ranula ini muncul. suatu ketika, sempat pecah dan keluar cairan bening agak kekuningan yang kental. setelah pecah, ranula kempes. saya kira sudah sembuh karena bengkaknya menghilang sama sekali. tapi beberapa minggu kemudian muncul lagi bengkak di tempat yang sama.
sudah dua kali pecah, kemudian kempes, lalu bengkak lagi. saya jadi heran, apakah ranula ini memang perlu operasi untuk penyembuhannya? penyebabnya sebetulnya apa? apakah setelah dioperasi tidak akan ada pembengkakan lagi?
terima kasih
Jawab:
ranula penyebab utamanya sih belum pasti karena apa, yang pasti jadi penjelasan ilmiahnya terjadi karena ada kista kelenjar ludah di bagian bawah lidah (Sublingual), intinya sih kista ini terjadi karena memang ada pelebaran vaskularisasi (saluran2) kelenjar ludah...
memang seperti itu gan, kalo pecah akhirnya timbul lagi, karena secara ilmiah, sel-sel yang yang pecah tadi akhirnya regenerasi seperti semula >--- ranula
solusinya : di bedah marsupialisasi (istilahnya) jadi dibedah diangkat tuh satu jaringan kista dan isi cairannya, habis itu diiket (seperti di jahit)
biasanya sih jarang terjadi kekambuhan (rekurensi) dari ranula kalo udah di bedah marsupialisasi, coba agan bawa priksain aja ke Poli Gigi dan Mulut di RSHS bandung - di lantai 3, nanti di bagian Bedah Mulutnya ada kok, bisa tuh dilakuin tindakan
Semoga cepat sembuh :angel
======================================================================
Kira-kira itulah penjelasan singkat tentang RANULA. Siapa yang ga syok baca artikel seperti itu? Yah untuk ukuran seperti aku yang penakut, itu cukup membuatku Syok berat.
Selang beberapa hari, tepatnya hari Selasa 27 Mei 2014 aq memberanikan diri ke dokter. Walaupun aq tau sebenarnya harus konsultasi ke bagian bedah mulut, tapi aq mau coba dengar pendapat dari dokter umum dulu. Aq pun konsultasi ke dokter umum di sebuah rumah sakit di bekasi.
Dokter umum tidak mengetahui dengan pasti itu apa (mungkin takut salah diagnosa), dan di rujuk ke dokter bedah mulut. Pada hari Sabtu, 31 Mei 2014 aq pun konsul ke bedah mulut. Seperti apa yang aq pernah baca artikel sebelumnya, dokter bedah mulutpun mengatakan bahwa itu adalah RANULA. Aq bertanya banyak tentang ranula, sekaligus ingin mengkonfirmasi apakah yang dikatakan di artikel itu benar? dan ya, memang seperti itu adanya.
Ranula memang tidak ada obatnya, jalan untuk menyembuhkan nya memang harus operasi. Saat operasi, selaput yang menyelimuti si cairan itu akan di angkat kemudian saluran air liur akan di jahit terbuka (si dokter mempraktekkan yg di maksud jait terbuka dengan sebuah kertas). Penyebab dari ranula bisa banyak hal, bisa karena trauma, terbentur, cacing kecil, batu (akibat penumpukan kalsium), dll. Kalau di kaitkan dengan trauma & terbentur, aq mengambil kesimpulan bahwa ranula ku ada karena ke sogrok sikat gigi seperti yg aq ceritakan di awal (ga tau bener apa ga), karena hasil CT SCAN tidak menunjukkan adanya batu atau penyakit lain selain ranula.
Sebenarnya operasi ranula tergolong operasi kecil, karena bisa di bius lokal & si pasien langsung pulang. Berhubung ranulaku sudah besar (sampai terlihat di bawah dagu, yg aq fikir awalnya karena aq gemuk), jadi dokter menyarankan untuk bius total. sempat maju mundur untuk operasi, takut yg sangat-sangat menghantui fikiranku. Banyak bengong karena mikir yang macem-macem, nangis karena mikir yang macem-macem, gelisah karena mikir yang macem-macem. Di samping itu aq juga berdoa memohon petunjuk & agar diberikan kekuatan, keberanian & kelancaran seandainya memang harus operasi.
Sempet janjian sabtu, 7 Juni 2014 mau operasi. Tapi kok ragu ya. badan lagi ga fit & bentrok sama acara tur Staff. Dari pada ga dapet 22 nya (operasi & tur), mending tanya lagi sama dokternya by sms. Jawabannya "lebih baik operasi di tunda". Alhamdulillah, ga jadi galau. hehehehehehe.. akhirnya ikutan tur staff.
sempet tanya-tanya lagi, prosedur sebelum operasi adalah harus cek darah & ronsen torax. Apakah bisa dilakukan dalam 1 hari. cek darah, ronsen, operasi. Dan jawaban dokternya, kayaknya riskan kalau dilakukan dalam 1 hari. Alhasil hari sabtu, tgl 14 Juni 2014 cuma cek darah & ronsen. cek nya sih cepet, nunggu hasilnya yang lama. Sambil nunggu hasil lab, aq cek biaya buat operasi. Dan ternyata, Masya Allah ya. ini yang namanya sehat itu mahal. Tapi ga apa2, jalanin aja dengan ikhlas.
kamis, 19 Juni 2014. Fix nih mau operasi. Udah sewa kamar (udah kayak hotel aja), udah cek ini itu, udah di infus, udah masuk kamar operasi, udah di bius,dokter siap beraksi, dan ternyata ga jadi operasi saudara-saudara. Kaget juga sih, pas sadar. Loh kok belum di operasi. tanya ke perawat katanya saat mau masukin alat kedalam mulut, ada sesuatu yang keras & menghalangi. Dokter tidak berani ambil resiko. Karena takut ada "masa" yang lain. Akhirnya di suruh CT SCAN.
Jumat, 20 Juni 2014 aq keluar dari rumah sakit dan langsung menjalani proses ct scan. Hari sabtu, 21 Juni 2014 aq kembali kontrol ke dokter sambil membawa hasil ct scan. Ternyata hasil ct scan tidak menunjukkan "masa" yang lain. yang ada hanya ranula yang sudah lumayan besar. Aq merasa lega, dokter pun lega. karena itu bukan apa2. sempet khawatir bagaimana kalau tidak bisa di operasi. Tapi dokter bilang, itu bisa di operasi.
Janjian hari sabtu besok, 28 Juni 2014 Insya Allah aq mau operasi. Bagi semua yang membaca artikel ini, semoga bermanfaat ya. Dan mohon doanya Mudah-mudahan di berikan kelancaran & operasinya berhasil. Juga aq diberikan kesembuhan. aamiin....
Deg-degkan menunggu hari sabtu.
Ya Allah, beri hambamu ini kesehatan & umur panjang,
Ya Allah, beri hambamu ini kekuatan & ketabahan dalam menjalani ujian yang engkau berikan,
Ya Allah, beri hambamu ini keyakinan dalam mengambil keputusan ini,
Ya Allah, beri hambamu ini keberanian saat detik-detik menjelang operasi,
Ya Allah, jadikan hambamu ini hamba yang selalu bersyukur atas nikmat sehat yang engkau berikan.
Aamiin.
bersambung ke :
penyumbatan-kelenjar-air-liur-ranula-2
penyumbatan kelenjar air liur (RANULA) - 3