Assalamualaikum wr. wb

Blog ini sebenarnya adalah sebagian besar berisi informasi tentang bayi dan balita.
karena aku mempunyai anak yang masih bayi.
Semua informasi yang aku pernah dapatkan, aku usahakan untuk di posting di blog ini dengan tujuan agar bermanfaat bagi orang banyak.
Demi kemajuan blog ini, tolong tinggalkan komentar atau vote anda.
Boleh juga kritik dan saran yang membangun.


Wassalamualaikum wr. wb
Bundanya Shakila


Tuesday, 6 March 2012

Anak panas? mandikan dengan air hangat

nih ada artikel bagus dari web sebelah. Semoga bermanfaat

Ternyata kompres dengan es sudah ketinggalan zaman dan tak efektif. Yang paling pas, gunakan air hangat dan mandikan anak. 

Selama ini kompres air dingin atau es, lazim diterapkan para ibu saat anaknya demam atau panas tinggi. "Kalau suhunya 37,5 sampai 39 derajat Celcius, cukup pakai obat-obat penurun panas. Tapi kalau sampai 39-40 derajat Celcius, kompres perlu dilakukan untuk membantu menurunkan panas," kata dr. Waldi Nurhamzah, Sp.A, dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. "Penyakit apa pun, dari yang ringan seperti flu atau infeksi ringan, hingga infeksi berat di susunan saraf pusat atau di otak, dapat menggunakan kompres."

JUSTRU TAMBAH PANAS
Zaman dulu, kata Waldi, untuk mengompres umumnya digunakan air dingin atau es. Ternyata cara itu kini sudah ditinggalkan. "Sebab, kalau tubuh dikompres es atau air dingin, suhunya tak turun, malah makin tinggi. Ini terjadi karena mekanisme tubuh yang sedemikian rupa, di mana jika kondisi di luar dingin, maka tubuh akan menginterpretasi- kan kalau dirinya kurang panas. Akibatnya, tubuh pun akan tambah panas."
Selain itu, efek dingin bisa membuat pembuluh darah di permukaan kulit jadi mengecil. Alhasil, panas yang seharusnya dialirkan oleh darah ke kulit agar keluar, terhalang karena jalannya terhambat. "Kompres dingin juga bisa membuat pusat pengaturan panas dalam tubuh jadi kacau. Saraf-saraf yang digunakan untuk melihat atau memantau suasana di luar tubuh menangkap kesan, di luar tubuh dingin, sehingga tubuh pun akan bertambah panas." Kendati kompres dingin sudah tidak lagi dianjurkan karena berdampak negatif, "Tapi tak sepenuhnya ditinggalkan. Untuk sejumlah kasus semisal luka memar dan bakar, kompres air dingin masih kerap digunakan. Bahkan air dingin disiram- kan ke tubuh korban luka bakar," jelas Waldi.

BAHAYA PAKAI ALKOHOL
Selain kompres air dingin atau es, kompres alkohol juga amat diakrabi. Biasanya, lanjut Waldi, dilakukan pada pasien di rumah-rumah sakit. Prinsip kerjanya adalah karena sifat alkohol yang mudah menguap. "Untuk menguap memerlukan panas dan panas tadi berasal atau diambil dari tubuh pasien. Nah, diharapkan, dengan kompres alkohol, panas tubuh akan berangsur turun."
Namun, seiring dengan kemajuan ilmu kedokteran, kompres alkohol sudah mulai ditinggalkan karena dapat membahayakan kesehatan. "Jika alkohol dibalurkan ke tubuh, uapnya dapat terhirup si sakit. Ini bisa mengganggu susunan saraf pusat." Selain itu, alkohol pun mudah terbakar, sehingga berbahaya.
AIR HANGAT
Nah, saat ini yang lazim digunakan adalah kompres dengan air hangat atau suam-suam kuku. "Ini cara terbaik untuk menurunkan panas." Sebab, jelas Waldi, kalau suhu di luar tubuh terasa hangat, maka tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu di luar cukup panas. "Dengan demikian, tubuh anak akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otaknya, supaya suhu tubuhnya jangan terlalu panas." Jadi, kebalikan dari kompres air dingin, tubuh yang panas akan semakin panas, karena tubuh menganggap di luar suhunya dingin.
Walau demikian, cara termudah untuk menurunkan suhu tubuh anak adalah dengan memberinya obat penurun panas. Di rumah sakit pun, pasien yang datang dengan keluhan panas tinggi, tindakan pertama yang dilakukan adalahmemberinya obat penurun panas. "Kalau sudah dikasih obat tapi panas tetap tinggi, baru dikompres. Jadi, kompres bukan untuk keadaan darurat. Ia dipakai untuk membantu menurunkan panas, selain pemberian obat penurun panas." Dengan kata lain, kalau ternyata obat penurun panas yang diberikan dirasakan telah cukup, anak pun tak perlu lagi dikompres.

TETAP HARUS MANDI
Cara mengompres dengan air hangat yang paling efektif, kata Waldi, adalah memandikannya dengan air hangat. "Minimal, itulah yang disebutkan di literatur asing," katanya. Anak yang sakit, katanya, harus dimandikan, dicelup, atau dibilas dengan air hangat. "Bukan sekadar melap tubuh atau kepala anak dengan handuk hangat. Kalau perlu, anak yang sakit dimasukkan ke dalam bak mandi beri air hangat. Cara ini terbukti sangat membantu untuk menurunkan panas badan anak."
Tak perlu khawatir penyakit anak bakal bertambah parah jika dimandikan dengan air hangat. "Biarkan si kecil main air hangat. Apalagi pada dasarnya anak kecil suka air." Selama ini ada pemahaman yang salah dari para orang tua, bahwa anak sakit tidak boleh kena air atau mandi. Pemahaman tersebut, menurut Waldi, harus disingkirkan. "Itu semua masa lalu. Justru orang tua harus sadar, anak sakit pun, badannya harus senantiasa bersih. Di rumah sakit pun, anak harus mandi. Nah, apalagi di rumah?" Ia juga mengingatkan, kulit anak sakit penuh oleh kuman hingga harus tetap mandi agar bersih.
Lalu bagaimana kalau anak tak mau mandi dengan alasan lagi sakit? "Ya, pandai-pandainya orang tua membujuk. Memang, anak cenderung malas kena air dingin. Tapi air hangat, anak pasti suka. Kalaupun anak tak mau mandi di kamar mandi, kan, bisa dimandikan di tempat tidur."

TEMPAT TEPAT
Kembali ke soal kompres, pada prinsipnya mengompres adalah memberi kemungkinan agar panas yang ada dalam tubuh dapat mengalir keluar. Panas keluar melalui tempat-tempat di mana pembuluh darah besar yang dekat dengan kulit berada, seperti di leher, ketiak, dan selangkangan. "Jangan di dahi karena tak banyak manfaatnya untuk menurunkan panas." Kalau hanya dahi yang dikompres, tutur Waldi, "Yang dingin, ya, cuma dahinya, sementara tubuhnya tetap panas." Cara yang benar adalah meletakkan kompres di tempat yang tepat, yaitu di leher, ketiak, dan selangkangan. Nah, sekarang sudah lebih paham, kan?

1 comment: